exclusivemails.net

Menyikapi Kedatangan Obama Ke Indonesia Dalam Perspektif Seorang Muslim


Beberapa Jam lalu, saya melihat sebuah tulisan yang dituliskan oleh suatu grup muslim di Facebook mengenai urgensi kedatangan Presiden AS, Barrack Obama ke Indonesia dan bagaimana umat muslim Indonesia harus menyikapinya. Awalnya saya biasa saja membaca notes tersebut, sebelum akhirnya ada simpang siur pemikiran dari orang-orang yang mengomentarinya: Ada yang setuju dan ada pula yang tidak setuju, dengan masing-masing argumentasinya.

Saya pribadi memandang bahwa kedatangan Obama ke Indonesia nanti itu tidak ada masalah samasekali dalam kapasitas saya sebagai orang muslim. Karena toh, tidak dapat kita sangkal lagi bahwa kita masih membutuhkan AS walaupun mereka negara kafir dan penjajah negara-negara Islam lainnya.
Contoh gampangnya, anda online facebook…tahukah anda bahwa server facebook berada di wilayah kedaulatan AS? Kalaupun anda konek ke internet tanpa membuka facebook pun anda tetap memanfaatkan teknologi AS karena kabel bawah laut untuk sambungan Internet kita adalah buatan AS dan pemeliharaannya pun dari pemerintah AS. Anda punya Handphone? Hardware-hardware yang digunakan untuk menciptakan HP anda ataupun perangkat relay-relay tower sinyal HP anda adalah buatan AS. Anda yang mahasiswa, tidak perduli anda mahasiswa FISIP, Komunikasi, MIPA, Teknik atau apapun jurusan anda, tahukah anda bahwa banyak teori-teori atau gagasan-gagasan di dalam buku anda yang merupakan hasil pikiran dari orang AS? Contoh-contoh tersebut hanyalah contoh kecil dari betapa bergantungnya kita terhadap pemerintah AS. Masih ada contoh-contoh lain yang lebih besar seperti: Hutang luar negeri Negara, Kepemilikan obligasi, Satuan kurs mata uang, Geopolitik, Eksport-Import dan lain-lain.
Dari contoh-contoh diatas dapat kita katakan bahwa kita sangat butuh kerjasama yang bermutu antar kedua belah pihak. Kita terlanjur hidup di dunia yang masih cenderung ke struktur Unipolar (walaupun sekarang sudah ada gejala-gelaja orientasi Multipolar). Suka tidak suka, ikhlas tidak ikhlas anda harus mau berinteraksi dengan suatu negara yang disebut Amerika Serikat. Bahkan (karena saya kebetulan mahasiswa Hub. Internasional) studi mengenai hubungan internasional tidak dapat dan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari subjek negara Amerika Serikat. Karena bahkan mata uang rupiah, yang anda pegang tiap hari itu saja nilainya turut ditentukan oleh Dollar Amerika!
Memang dapat kita lihat bahwa AS merupakan negara penjajah seperti yang dapat kita saksikan sendiri di Afghanistan dan Irak. Pasukan AS banyak membunuh saudara-saudara muslim kita disana, tidak perduli wanita ataupun anak-anak. Mereka menyokong persenjataan dan keuangan militer Israel untuk terus membunuh warga-warga Palestina selama berpuluh-puluh tahun.
Namun apa yang dapat kita lakukan? Apakah kita dapat langsung membantu mereka yang terjajah itu dengan kekuatan fisik? Mustahil! Apa yang anda dapat lakukan dengan sebuah senapan mesin ringan dibandingkan dengan jutaan ton bom militer AS? Apa yang dapat anda lakukan dengan pistol 9 mm anda dibandingkan dengan meriam 100 mm milik AS? Apa artinya 200 juta penduduk Indonesia dibandingkan dengan kekuatan Bom Hidrogen mereka dengan kemampuan destruktifnya hingga puluhan kilometer? Apa artinya 100 buah pesawat tempur kita dibanding puluhan ribu roket dan ribuan pesawat & helikopter tempur AS?
Bukan berarti disini saya pasrah saudara-saudara kita dibantai disana, tapi kita dapat berjuang melalui jalan yang lebih suitable dengan kemampuan kita masing-masing. Disinilah terlihat pentingnya suatu perjuangan non-fisik yang selama ini kurang diperhatikan oleh orang-orang yang mengaku suka Jihad tapi tahunya hanya lewat perjuangan fisik saja.
Dengan datangnya Obama ke Indonesia justru merupakan kesempatan emas bagi kita untuk berjihad dalam bentuk lain: Perjuangan Diplomasi. Jangan pernah anda remehkan perjuangan diplomasi ini karena terbukti Rasullullah Muhammad SAW dulu juga mampu menang atas suku Quraisy berkat manuver-manuver diplomasinya yang brilian. Beliau mengirim ekspedisi-ekspedisi diplomatik ke kerajaan sekitar yang notabenenya non-Islam, seperti salah satunya yang terbesar adalah Kerajaan Nasrani di Somalia. Salah satu isi kesepakatan dengan Raja Somalia pada waktu itu adalah kesepakatan untuk melakukan embargo perdagangan terhadap kota Mekah (yang dikuasai Quraisy) sehingga kekuatan ekonomi Mekkah menjadi lemah dan akhirnya kalah perang. Contoh kebijakan diplomatik lainnya yang tidak kalah cemerlang adalah perjanjian Hudaibiyah antara pihak Islam – Madinah dengan Quraisy – Mekkah yang digagas oleh Rasulullah Muhammad SAW. Tidak perlu saya jelaskan disini karena akan terlalu panjang, namun intinya adalah sama: Perjuangan diplomatik memegang peranan yang cukup krusial dalam proses politis antar-bangsa.
Sekarang saatnya kita bagi umat muslim untuk kembali menunjukkan kehebatan kita melalui langkah-langkah diplomatik. Diharapkan dengan datangnya Presiden AS tersebut, pemerintah Indonesia berani dan mampu menegosiasikan kebijakan-kebijakan strategis yang tidak hanya untuk kepentingan Indonesia semata tapi juga kepentingan umat muslim di seluruh belahan dunia. Seandainya pemerintah Indonesia berani unjuk gigi ke pemerintah AS, saya yakin kita akan mampu mendapatkan hasil memuaskan, yang dalam konteks ini adalah demi kepentingan umat Islam dunia.
Seharusnya orang-orang yang demonstrasi menolak Obama datang ke Indonesia berpikir dulu secara bijak dan matang sebelum turun ke jalan, terutama bagi Mahasiswa. Seandainya Obama benar-benar tidak jadi datang ke Indonesia gara-gara demo-demo tersebut, maka yang ada hanya miskomunikasi dan tidak akan pernah ada progress terhadap perlakukan umat Islam oleh AS dan kroco-kroconya. Apakah mereka tidak sadar dengan datangnya Obama ke Indonesia merupakan proses positif untuk maju satu langkah memajukan kualitas hidup umat muslim di seluruh Dunia? Apakah mereka tidak sadar bahwa penolakan terhadap kedatangan Obama justru memunculkan anggapan negatif dunia bahwa orang Islam itu fanatik terhadap agamanya dan anti terhadap agama lain? kemana status kita sebagai Agama pembawa kedamaian kalau begini caranya? Kemana klaim-klaim kita bahwa Islam adalah agama Cinta kasih yang menyayangi perdamaian kalau apa yang kita tunjukkan selalu menggambarkan sikap keras dan anti perbedaan?
Berhentilah berpikir sempit dengan hanya mengumbar Jihad fisik semata ke Irak atau Afghanistan. Berpikirlah secara logis, mau apa anda ke Irak/Afghanistan? Baru 5 menit turun dari truk kepala anda akan pecah diterjang peluru pasukan AS & sekutu, lalu dimana manfaat berjihad anda bagi umat Muslim dunia kalau seperti itu? Mungkin akan bermanfaat untuk anda pribadi karena toh anda mati dan langsung masuk surga (amin), tapi apa manfaatnya untuk umat muslim disana? Justru anda akan merepotkan orang disana karena harus menggali lubang untuk kuburan anda.
Jadi marilah kita berpikir sehat dengan positive thinking. Ambil hikmah setiap kejadian yang terjadi, termasuk kasus datangnya Obama ke Indonesia ini. Marilah menjadi muslim yang cinta damai dan mempunyai visi kedamaian…. Make Peace Not War!





0 komentar:

Posting Komentar

Tukar Link Otomatis


ShoutMix chat widget